Pada uraian di muka kita telah mengetahui
adanya perkembangan pola pikir manusia dimulai dari zaman babylonia (kurang
lebih 650 ) di mana orang percaya kepada mitos, ramalan nasib berdasarkan
perbintanga. Bahkan percaya adanya banyak dewa. Ada dewa angin, dewa matahari,
dewa petir dan sebagainya.
merupakan proses keilmuan untuk
memperoleh pengetahuan secara
sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatanserta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk
menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang
dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali,
hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.
Sedangkan menurut
beberapa tokoh mempunyai pengartian tersendiri makna dari sikap ilmiah, seperti
sebagai berikut :
·
Menurut
Baharuddin (1982:34)
Sikap ilmiah pada dasarnya adalah sikap yang diperlihatkan oleh para Ilmuwan
saat mereka melakukan kegiatan sebagai seorang ilmuwan. Dengan perkataan
lain kecendrungan individu untuk bertindak atau berprilaku
dalam memecahkan suatu masalah secara sistematis melalui langkah-langkah
ilmiah.
·
Menurut White (1998)
Wilayah sikap mencakup juga wilayahkognitif. Sikapdapat membatasi atau mempermudah peserta didikuntuk menerapkan
keterampilan dan pengetahuan yang sudah dikuasai. Peserta didik tidak akan berusaha untuk memahami suatu konsep
jika dia tidak memilikikemauan untuk itu. Karena itu, sikap seseorang
terhadap mata pelajaran sangat berpengaruh pada keberhasilan kegiatan
pembelajarannya
·
Mukayat Brotowidjoyo
(1985 :31-34)
Beberapa sikap ilmiah yang biasa dilakukan para ahli dalam menyelesaikan
masalah berdasarkan metode ilmiah, antara lain :
·
Sikap
ingin tahu : Apabila menghadapi
suatu masalah yang baru dikenalnya,maka ia beruasaha mengetahuinya; senang
mengajukan pertanyaan tentang obyek dan peristiea, kebiasaan menggunakan alat
indera sebanyak mungkin untuk menyelidiki suatu masalah, memperlihatkan
gairah dan kesungguhan dalam menyelesaikan eksprimen.
·
Sikap
kritis : Tidak langsung
begitu saja menerima kesimpulan tanpa ada bukti yang kuat, kebiasaan
menggunakan bukti – bukti pada waktu menarik kesimpulan. Tidak merasa
paling benar yang harus diikuti oleh orang lain, bersedia mengubah pendapatnya
berdasarkan bukti-bukti yang kuat.
·
Sikap
obyektif : Melihat sesuatu
sebagaimana adanya obyek itu, menjauhkan bias pribadi dan tidak dikuasai oleh
pikirannya sendiri. Dengan kata lain mereka dapat mengatakan secara jujur dan
menjauhkan kepentingan dirinya sebagai subjek.
·
Sikap
ingin menemukan : Selalu
memberikan saran-saran untuk eksprimen baru, kebiasaan menggunakan
eksprimen-eksprimen dengan cara yang baik dan konstruktif, selalu memberikan
konsultasi yang baru dari pengamatan yang dilakukannya.
·
Sikap
menghargai karya orang lain,
Tidak akan mengakui dan memandang karya orang lain sebagai karyanya, menerima
kebenaran ilmiah walaupun ditemukan oleh orang atau bangsa lain.
·
Sikap
tekun : Tidak bosan mengadakan penyelidikan,
bersedia mengulangi eksprimen yang hasilnya meragukan’ tidak akan berhenti
melakukan kegiatan –kegiatan apabila belum selesai; terhadap hal-hal yang ingin
diketahuinya ia berusaha bekerja dengan teliti.
·
Sikap
terbuka : Bersedia
mendengarkan argumen orang lain sekalipun berbeda dengan apa yang
diketahuinya.buka menerima kritikan dan respon negatif terhadap pendapatnya.
Sikap ilmiah
mengandung tiga komponen yaitu
1.
komponen
kognitif,
2.
komponen afektif
dan
3.
komponen tingkah laku.
Daftar pustaka: http://sananiria.blogspot.com/2012/11/sikap-ilmiah.html
http://sisildiaz.blogspot.com/2012/11/metode-ilmiah.html
http://novtani.wordpress.com/tag/pengertian-sikap-sikap-ilmiah/