Pages

Selasa, 31 Mei 2011

Prospek Ekonomi Indonesia tahun 2011


Pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat mencapai 5,5-6,0% pada tahun 2010 dan meningkat menjadi 6,0-6,5% pada tahun 2011. Dengan demikian prospek ekonomi Indonesia akan lebih baik dari perkiraan semula. “Di samping tetap kuatnya permintaan domestik, perbaikan terutama bersumber dari sisi eksternal sejalan dengan pemulihan ekonomi global, seperti terlihat dari ekspor yang mencatat pertumbuhan positif sejak triwulan IV-2009
Pemulihan ekonomi global sangat jelas terlihat dari berbagai indikator ekonomi baik di negara maju (Amerika Serikat dan Jepang) maupun di kawasan Asia (Cina dan India). Di Amerika Serikat, pemulihan tercermin pada pengeluaran konsumsi masyarakat yang terus menguat dan dibarengi peningkatan respon di sisi produksi. Sementara di Jepang, ditandai oleh pertumbuhan positif pada triwulan terakhir 2009. Di Cina dan India, indikasi pemulihan ekonomi lebih jelas terlihat sebagaimana tercermin pada laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Berbagai perbaikan tersebut memberikan dampak positif bagi negara-negara yang menjadi mitra dagangnya, termasuk Indonesia.
Pemulihan ekonomi global berdampak positif terhadap perkembangan sektor eksternal perekonomian Indonesia. Kinerja ekspor non migas Indonesia yang pada triwulan IV-2009 mencatat pertumbuhan cukup tinggi yakni mencapai sekitar 17% dan masih berlanjut pada Januari 2010. Peningkatan ekspor tidak hanya terjadi pada komoditas pertambangan dan pertanian, tetapi juga ekspor komoditas manufaktur mulai mengalami peningkatan. Perkembangan ini mendukung pertumbuhan di sektor industri dan sektor perdagangan yang lebih tinggi dari perkiraan. Sementara itu, aktivitas impor sedikit meningkat sejalan dengan peningkatan ekspor tersebut, meskipun pada tingkat yang masih rendah. Transaksi berjalan di triwulan I-2010 diperkirakan mencatat surplus yang lebih besar dari perkiraan semula. Sementara itu, keyakinan investor asing terhadap prospek ekonomi Indonesia yang semakin membaik tercermin pada surplus transaksi modal dan finansial yang masih cukup tinggi. Dengan berbagai perkembangan tersebut, untuk keseluruhan tahun 2010 surplus NPI diperkirakan lebih baik dari perkiraan semula. “Tinggal 1 notch lagi bagi Indonesia untuk mencapai investment grade, sehingga akan semakin memberikan keyakinan yang lebih besar bagi investor asing untuk meningkatkan investasinya di Indonesia”, jelas Hartadi menanggapi perbaikan sovereign rating Indonesia oleh Fitch menjadi BB+ dari semula BB beberapa waktu yang lalu.
Disamping kinerja ekspor yang membaik tersebut, kegiatan konsumsi swasta juga menunjukkan perbaikan. Hal ini dikonfirmasi oleh peningkatan berbagai indikator konsumsi seperti impor barang konsumsi, penjualan mobil dan motor, serta penjualan ritel. Ke depan, pertumbuhan konsumsi rumah tangga diperkirakan tetap meningkat sejalan dengan pendapatan yang lebih tinggi karena income effect dari perbaikan ekspor dan terjaganya tingkat keyakinan konsumen.
Di sisi harga, tekanan inflasi diyakini belum akan signifikan setidaknya pada semester I-2010. Perkembangan inflasi dalam 2 bulan pertama 2010 masih tetap terjaga pada tingkat yang rendah. Relatif terkendalinya inflasi juga tercermin pada perkembangan inflasi inti yang turun dari 4,43% (yoy) pada bulan Januari 2010 menjadi 3,88% (yoy) pada bulan Februari 2010. Kenaikan inflasi IHK di awal tahun 2010 terbukti bersifat temporer, terutama karena kenaikan harga beras, dan diperkirakan tidak akan terjadi lagi lonjakan harga dalam beberapa bulan ke depan seiring dengan telah datangnya musim panen di berbagai daerah. Kemungkinan kenaikan tarif TDL, apabila kemudian tetap diberlakukan, diperkirakan juga tidak akan menimbulkan dampak yang besar terhadap inflasi sepanjang diterapkan terutama pada kelompok pelanggan besar. Secara keseluruhan, inflasi ke depan diyakini akan tetap terjaga pada sasaran yang ditetapkan yakni 5%+1% pada tahun 2010 dan 2011. “Meskipun kegiatan ekonomi domestik meningkat.


Sumber : http://www.newsbanking.com/2010/09/prospek-ekonomi-indonesia-2010-2011.html

Rabu, 11 Mei 2011

PENDAPATAN NASIONAL

# Struktur Ekonomi
            Beralihnya struktur lapangan usaha dari masyarakat kebanyakan di Indonesiaa yaitu dari sector pertanian ke sector ekonomi lainnya. Hal ini dapat dilihat dari besarnya peran masing-masing sector terhadap pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Yang tercatat pada tahun 2009, sumbangan terbesar dihasilkan oleh sector pengolahan, lalu sector pertanian, sector perdagangan, hotel dan restoran, dan sector pertambangan dan penggalian.
            Pada tahun 2006 peran sector pertanian 13,0 persen meningkat pada tahun 2007 & 2008, masing-masing 13,7 persen dan 14,5 persen, dan kemudian meningkat menjadi 15,3 persen padda tahun 2009. Pemasukan terbesar sector pertanian yaitu dari subsector tanaman bahan makanan, terutama padi yang menjadi bahan makanan pokok penduduk Indonesia.
            Sementara subsector pertambangan bukan migas sedikit berbeda, pada tahun 2006 peranan subsector ini adalah 3,9 persen, meningkat pada tahun 2007 menjadi 4,1 persen dan kemudian pada 2008 menurun menjadi 4,0 persen dan meningkat kembali menjadi 4,5 persen di tahun 2009.
            Selanjutnya subsector penggalian mengalami perubahan yang kurang berarti, dikarenakan nilainya lebih kecil disbanding subsector lain walaupun cenderung meningkat, dimana peranannya dari 1,1 persen tahun 2006 menjadi sekitar  1,5 persen di tahun 2009.
            Meningkatnya permintaan akan produk barang jadi atau setengah jadi baik domestic maupun internasional, telah mendorong peranan sector industry pengolahan menjadi peringkat pertama dalam pembentukan PDB sejak tahun 1991. Pada tahun 200,6 peranan sector industry mencapai 27,5 persen, menurun menjadi 27,0 persen di tahun 2007 dan meningkat menjadi 27,9 persen di tahun 2008.
                           







Sumber : Perpustakaan Nasional